Selasa, 29 Oktober 2013

Auditing


Audit Terhadap Siklus Pendapatan: Piutang Usaha

          Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari transaksi penjualan b arang atau jasa dalam kegiatan normal perusahaan. Pengujian subsantif terhadap piutang usaha ditunjukan untuk memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntasi yang bersangkutan dengan piutang usaha, membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadiaan transaksi yang brekaitan dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca, membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan kelengkapan akuntansi dan kelengkapan saldo usaha yang disajikan dalam neraca membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca, membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di neraca, membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca. Untuk mencapai tujuan audit tersebut auditor menempuh berbagai prosedur audit.
          Dalam prosedur audit awal, auditor membuktikan keandalan catatan akuntansi piutang usaha yang diselenggarakan oleh klien, dengan cara mengusut saldo piutang usaha yang dicantumkan di neraca ke dalam akun piutang usaha yang diselenggarakan di dalam buku besar, membuktikan ketelitian penghitungan saldo akun piutang usaha didalam buku besar, dan membuktikan sumber pendebitan dan pengkreditan akan piutang usaha di dalam  buku besar ke dalam jurnal penjualan keluar dan jurnal retur penjualan, dan jurnal umum.
          Dalam prosedur analatik, auditor menghitung berbagai ratio: tingkat perputaran piutang ratio usaha, ratio piutang usaha dengan aktiva lancer, rate of return on net sales, ratio kerugian piutang usaha dengan pendapatan penjualan bersih, ratio kerugian piutang usaha dengan piutang usaha yang sesungguhnya tidak tertagih. Pembandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan:
1.     Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa
2.     Perubahan akuntansi
3.     Perubahan usaha
4.     Fluktuasi acak atau
5.     Salah saji
Dalam pengujian terhadap akun rinci, auditor melaksanakan prosedur
audit berikut ini:
1.     Memeriksa sampel transaksi piutang usaha yang tercatat ke dokumen yang mendukung timbulnya piutang usah.
2.     Melakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penjualan, retur penjualan, dan transaksi penerimaan kas.
          Dalam pengujian terhadap akun rinci, auditor menempuh prosedur audit berikut ini :
1.     Melakukan konfirmasi piutang
2.     Melakukan evaluasi terhadap kecukupan akun cadangan kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien.
Dalam memverifikasi penyajian dan pengungkapan utang jangka panjang di neraca, auditor membandingkan penyajian nutang usaha di neraca  dengan prinsip akuntansi berterima umum. Informasi mengenai hal ini diperoleh auditor dengan cara :
1.     Memeriksa klasifikasi utang usaha di neraca kedalam kelompok aktiva lancer dan aktiva tidak lancar
2.     Memeriksa jawaban konfirmasi bank
3.     Memeriksa klasifikasi piutang kedalam kelompok piutang usaha dan kelompok piutang nonusaha
4.     Memeriksa kecukupan pengungkapan usaha dan akuntansi untuk piutang antar pihak yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan anjak piutang
5.     Memeriksa surat representasi klien mengenai piutang.


Sumber :
Nama pengarang : Mulyadi, Kanaka Puramedia
Nama Penerbit     : Salemba Empat
Judul Buku          : AUDITING


Tidak ada komentar:

Posting Komentar